Thursday 14 November 2013

Ada Rindu
oleh Rifki Hidayat

Kalau saja aku tak pernah mengenalmu
dan kau pun tak pernah meninggalkanku
Mungkin aku tak kan pernah tau yang namanya rindu

Aku rindu cara kau menatapku
Aku rindu cara kau membuatku tersenyum
dan aku rindu semua tentangmu,,,

Ada rindu yang kini menggantung di sukmaku
terpatri hanya pada hatimu
Rinduku padamu mengalahkan gelisah dan gundahku
Aku tak mampu menghapus bayangmu
Tulusmu adalah harmoni hatiku

Kalau saja aku tak pernah mengenalmu
Mungkin aku tak kan pernah tau cantiknya pagi,,,
indahnya senja,,, dan hangatnya mentari,,,

KESEHATAN



MAKALAH
“PERKEMBANGAN KESEHATAN
PADA MASA RASULULLAH SAW”
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliyah
PAI
Dosen pengampu : Dr. H. Mudzakkir Ali, MA









Disusun Oleh :
Putri Diana Astiwi
NIM : 135010951


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2013-1014
KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” Perkembangan Kesehatan Pada Masa Rasulullah Saw”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.








Semarang, November 2013
Penyusun


      Putri Diana Astiwi







DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar…………………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………1
1.2 Tujuan Penulisa……………………………………………..2
1.3 Manfaat Penulisan…………………………………………..2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Devinisi Kesehatan………………………………………3
2.1.2 Kesehatan Di Zaman Rasulullah SAW………………….3
2.1.3 Kesehatan Masyarakat  zaman Rasululloh SAW……….4
2.1.3   Petunjuk Nabi dalam menjaga kesehatan…….………...5

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan………..……………………………………….9
     3.2 Saran…………………………………………………….....9

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
     Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting demi menunjang kelancarannya sebuah aktifitas dalam kehiduppan kita sehari – hari. Kesehatan adalah suatu anugrah dan kenikmatan tiada tara yang diberikan oleh Allah SWT. Untuk kita seluruh insan di muka bumi. Semua manusia menginginkan hidupnya selalu merasa sehat, segar, dan sejahtera. Dewasa ini masyarakat Indonesia pada umumnya masih dibawah standar kesehatan dibawah Negara ASEAN lainnya. Rendahnya standar kesehatan itu terkait dengan perilaku dan kebiasaan umum masyarakan Indonesia. Mereka memiliki pola hidup yang tidak memenuhi standar kesehatan mereka. Baik dari asupan makanan mereka maupuun dari kebiasaan buruk mereka. Kandungan makanan yang saat ini dikonsumsi masyarakat Indonesia sudah tidak memperhatikan asupan gizi dan manfaatnya. Serta kebiasaan kebiasaan masyarakat  Indonesia yang tidak mereka sadari bahwa sesungguhnya apa yang mereka lakukan tersebut tidak baik bagi mereka.
     Sesungguhnya kita sebagai umat islam perlu bersyukur, sebab Allah SWT menurunkan seorang nabi yang menjadi suri tauladan bagi kita. Panutan dan contoh terbaik bagi kita atas segala sesuataunya. Beliau nabi besar kita.nabi junjungan kita. Muhammad SAW. Namun, sebagian besar dari kita belum mengenal dan tahu banyak tentang kesehatan di masa Nabi Muhammad SAW. Padahal telah kita ketahui bahwa banyak sejarah nabi yang mengajarkan kita bahwa pentingnya menjaga kesehatan. Karna sesungguhnya kesehatan bagi Rasulullah adalah asset paling berharga yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu makalah ini kami angkat dikarenakan perlunya kita ketahui perlunya sejarah kesehatan yang beliau lakukan dizamannya. Masyarakat awam yang selama ini tidak mengetahui bagaimana Rasululloh menjaga dan merawat kesehatanya, menjadi tahu dan mengerti bahkan mengaplikasikan dalam kehidupanya.




1.2 Tujuan Penulisan
     Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah mengenai pola hidup sehat Rasulullah SAW di zamannya.
1.3 Manfaat Penulisan
       Adapun manfaat dari penulisan makalah ini berupa ilmu penggetahuan yang menurut kami sangat bermanfaat dan berguna bagi kami terutama bagi perubahan sikap dan kebiasaan kami dari yang kami tidak ketahui menjadi tahu untuk kami terapkan dalam perubahan sehari – hari.
















BAB II
PEMBAHASAN
       2.1.1 Defenisi Kesehatan
·         Kesehatan menurut WHO : Suatu keadaan sehat jasmani, rohani, dan social yang merupakan aspek positif dan tidak hanya bebas dari kecacatan dan penyakit yang merupakan aspek negative.
·         Kesehatan menurut Winslow : Ilmu dan seni, mencegah penyakit, memperpanjang hidup meningkatkan kesehatan melalui usaha pengorganisasian masyarakat.
       2.1.2 Kesehatan di zaman Rasululloh SAW.
·         Firman Allah SWT : “Kemudian kamu pasti akan di tanya pada hari itu tentang kenikmatan ( At-Takasur : 8 ). Yang dimaksud dengan kenikmatan adalah “kesehatan”.
·         Dasar amalan dari tindakan preventif ada pada firman Alloh swt
( Al-Maidah : 6 ). “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan ( basuh ) kakimu sampai dengan siku. Dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidakk memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik ( bersih ), sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak memberihkan kamu dan menyempurnakan nikmatNya bagimu, supaya kamu bersyukur.
·         Ungkapan Al-Harts Bin Kaladah seorang tabib bangsa arab yang mengatakan bahwa pencegahan adalah inti dari pengobatan, dan lambung adalah sarang penyakit, biasakanlah tubuh melakukan setiap hal yang bias dilakukannya.
·         Sabda Rasulullah saw : “ Sesugguhny alambung itu adalah ibarat kolam dalam ubuh. Seluruh pembuluh darah ibarat aliran air yang bermuara kepadanya. Kalau lambung sehat, maka seluruh pembuluh darah akan sehat. Kalau lambung sakit,  maka pembuluh darah juga sakit”.
       2.1.3 Kesehatan Masyarakat  zaman Rasululloh saw.
                Tindakan preventif  Rasululloh saw atau pencegahan ada dua macam :
1.      Pencegahan dari hal-hal yang dapat menyebabkan sakit, atau dari hal – hal yang memperparah penyakit yang sudah ada sehingga setidaknya penyakit tidak dapat bertambah parah. Cara pertama ini disebut pencegahan penyakit bagi orang sehat.
2.      Tindakan preventif bagi orang sakit. Kalo orang sakit mampu melakukan tindakan preventif, maka penyakitnya bias dicegah agar tidak semakin parah sehinggai ia dapat meningkatkan stamina sehinga dapat mengusir penykit tersebut.
Firman Alloh SWT : surat Al maidah Ayat  6 : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan ( basuh ) kakimu sampai dengan siku. Dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidakk memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik ( bersih ), sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak memberihkan kamu dan menyempurnakan nikmatNya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Disini orang sakit dicegah menggunakan air, karena air pada kasus tertentu dapat membahayakan tubuhnya.
                       










       2.1.3   Petunjuk Nabi dalam menjaga kesehatan
       Kestabilan tubuh, kesehatan dan kebugarannya hany bias dicapai melalui unsure kelembaban yang dapat menandingi panas. Unsure pelembab adalah materi dasar. Sementara suhu panas berfungsi mematangkan materi tersebut dan mengusir sisa-sisa metabolism yang tidak berguna, lalu memperbaiki dan menstabilkannya. Namun kalau tidak berhasil, justru akan merusak badan sehingga tubuh tidak dapat berdiri tegak.
       Demikian juga dengan kelembaban yang merupakan makanan dari kelembaan tersebut. Kalau tidak ada kelembaban, pasti badan sudah terbakar kering dan rusak. Kedua unsur  tersebutt harus saling melengkapi, karena tubuh hanya dapat berdiri tegak dengan unsur tersebut.masing masing menjadi materi yang sangat berguna bagi organ tubuh yang lain. Panas menjadi materi dasar untuk suhu lembab, menjaga dan mengawetkannya sehingga tidak mudah rusak dan terkontamiasi. Semua itu merupakan pelajaran yang dapat di petik dari firman Allah swt, “makan dan minumlah akan tetapi tidak berlebihan”.
       Allah membimbing para hambanya  untuk menkonsumsi makanan dan minuman untuk dapat mengelola tubuh untuk mejadi prima, untuk mengganti unsur yang hilang karena proses pembakaran dan kontaminasi alami. Tentunya sesuai dengan kadar yang di butuhkan oleh tubuh manusia itu sendiri, baik dari sisi kualias maupun kuantitas makanan yang dikonsumsi. Kalau melebihi takaran, berarti berlebih lebihan. Keduanya dapat mengganggu kesehatan, bias menimbulkan penyakit yakni bahwa meninggalkan makan dan minum, atau berlabihan dalam makan dan minum, sama-sama mengganggu kesehatan.
       Tujuan pengobatan bukan mengabadikan unsur panas dan dingin sehingga orang dapat hidup awet muda, sehat dan kuat selamanya. Karena kondisi tersebut tidak akan dicapai oleh umat manusia di dunia ini. Seorang ahli medis hanya bias mnjaga keelembaban tubuh dari unsur-unsur yang merusak, seperti pembusukan dan lainnya, juga menjaga unsure panas agar tidak terlalu meluap. Lalu menstabilkan tubuh manusia dengan berbagai cara sehingga tubuh manusia dapat menjadi prima sebagaimana kondisi  langit dan bumi yang bias tetap tegak. Atau juga berbagai ciptaan Allah lainnya, semua juga bias tegak dengan system kestabilan tadi.
       Siapa saja menyalami petunjuk nabi, pasti akan dia dapatkan petunju tersebut sebagai petunjuk yang paling utama dalam menjaga kesehatan. Karena penjagaan kesehatan tergantung pada penjagaan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, udara, tidur, waktu terjaga, waktu beraktifitas, waktu istirahat, berhubungan seks, buang air, dan perawatan tubuh. Dan disesuaikan dengan kondisi tubuh, usia dan kebiasaan, niscaya kesehatan, keselamatan, kondisi prima tubuh akan lebih terjaga hingga akhir usia. Karena kesehatan adalah kenikmatan Allah yang terbesar bagi hambanya, karunia Allah yang paling berharga, pemberian Allah yang paling tinggi nilainya, bahkan kesehatan dan keselamatan secara mutlak lebih dari seluruh kenikmatan yang lain, maka orang yang mendapat karunia dan taufik Allah swt niscaya akan menjaga kesehatan tubuhnya dan menjaga dari segala hal yang dapat mengganggu kesehatanya.
       Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Shahihnya dari Ibnu Abbas bahwa Rasululloh SAW bersabda :
“ Dua bentuk kenikmatan yang sering kali dilupakan : kesehatan dan waktu senggang”. Sementara dalam firman Allah swt dalam surat Attakatsur ayat 8 : “Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan”. Yang dimaksud kenikmatan disini yaitu kesehatan.
       Dalam masnad Imam Ahmad diriwayatkan dari nabi bahwa beliau pernah bekata kepada Abbas : “Hai Abbas, Hai paman Rasulullah ! mintalah kesehatan dan afiat di dunia dan di akhirat”. Dalam sunan An-Nasa’I diriwayatkan  hadis Abu Hurairah secara marfu’ bahwa beliau bersabda : “Mintalah ampunan, keselamatan dari Allah swt, Karena setelah keyakinan, tidak ada hal lain  yang lebiih berharga bagi seorang hamba dari pada kesehatan”.
       Demikian persoalan kesehatan dan keselamatan menurut petunjuk nabi bagaimana beliau menjaga keduanya. Sehingga menjadi jelas bagi siapa saja yang menelitinya bahwa Allah menyempurnakan petunjuk secara mutlak. Yang dengan cara itu, seorang hamba akan memperoleh kesehatan jasmani maupun rokhani. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan, dan hanya kepadaNya kita bersandar. Tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah swt.
       Berbagai petunjuk Rasulullah saw dalam menjaga kesehatanya adalah sebagai berikut :
1.    Selektif terhadap makanan. Tidak ada makanan yang masuk ke mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi syarat hallal dan thayyib ( baik ).
2.    Tidak makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang.
3.    Makan dengan tenang, tuma’ninah, tidak tergesa-gesa dan dengan tempo sedang.
4.    Cepat tidur dan cepat bangun.
5.    Istiqomah melakukan puasa sunnat, di luar puasa Ramadhan.
6.    Selalu bangun sebelum subuh. Karena terdapat hikmah yaitu : berlimpah pahala dari Allah, kesegaran udara subuh yang bagus untuk kesehatan, dan memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan.
7.    Aktif menjaga kebersihan.
8.    Gemar berjalan kaki.
9.    Tidak pemarah. Nasihat Rasulullah : “jangan marah” di ulangi 3 kali. Ini mewujudkan hakikat kesehatan dan kekuatan muslim bukan terletak pada jasadiyah belaka. Tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. Ada terapi yang tepat untuk menahan marah :
·         Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring.
·         Membaca ta’awudz, karena marah itu dari syetan.
·         Segeralah berwudhu
·         Sholat 2 rakaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati.
10.  Tak pernah iri hati. Untuk menjaga stabilitas hati dan kesehatan jiwa, mentalisasi maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif  yang sangat tepat.
Ibnu Qoyyim, seorang intelektual Islam berkata : “Barang siapa yang memperhatikan pola tidur Rasulullah, niscaya ia akan memahami pola tidur yang benar dan paling bermanfaat untuk badan dan organ tubuh”. Posisi tidur Nabi saw adalah miring ke sebelah kanan. Adapun manfaat dari tidur miring ke kanan yaitu :
1.      Menjaga seluruh pernafasan
Tidur miring mencegah  jauhnya lidah ke pangkal yang dapat mengganggu saluran pernafasan. Tidur dengan posisi terlentang mengalibatkan saluran nafas terhalang oleh lidah. Yang juga mengakibatkan seorang mendengkur. Orang yang mendengkur saat tidur menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Bahkan terkadang dapat mengakibatkan terhentinya nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkan dari tidur,  orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena tubuh kekurangan oksigen yang masuk ke dalam otak.
2.      Menjaga kesehatan jantung.
Tidur miring ke kanan membuat jantung tidak akan tetimpa organ lainnya. Hal ini di sebabkan karena posisi jantung lebih menjorok dan condong di sebelah kiri. Tidur bertumpu pada sebelah kiri menyebabkan curah jantung akan berlebihan, karena darah yang masuk ke atrium juga banyak karena paru paru kanan berada di atas. Sedangkan paru-paru kanan mendapat pasokan darah yang lebih banyak dari yang sebelah kiri.
3.      Menjaga kesehatan paru-paru.
Paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-paru sebelah kanan, jika tidur miring ke sebekah kanan, jantung akan condong ke sebelah kanan. Hal ini tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan lebih besar. Lain halnya jika miring ke sebelah kiri, karena paru-paru kiri lebih kecil dan jika tertekan pleh jantung akan menjadi tidak baik.
Sehat itu mahal, menjaga tubuh dari perkara kecil akan bermanfaat besar bagi tubuh kita. Banyak berkaca pada pola hidup rasululloh akan menambah kecintaan kita kepada diri sendiri dan mencintai Rasul yang kelak menyebabkan kita lebih menghargai hidup.






















BAB III
PENUTUP

       3.1 Kesimpulan
     Kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini bahwa, siapa lagi yang akan mencontoh rosul kita kalau bukan kita sendiri sebagai umatnya. Bukankah Allah SWT telah menurunkan nabi Muhammad saw di muka bumi untuk di jadikan tauladan. Maka ketahuilah tidak ada keraguan ketika Allah memerintahkan kita untuk mencontohi Rasulullah Saw, akhlak yang penuh kemuliaan, yang senantiasa memelihara perilaku, ibadah, ilmu, dan kesehatanya.

3.2 Saran
     Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah pentingnya materi yang kami paparkan ini dapat diaplikasikan oleh seluruh pembaca bahkan saya sendiri untuk membiasakan pola hidup sehat dari sekarang yang sejak dulu di ajarkan oleh Rasulullah saw untuk kita terapkan dalam aktivitas sehari-hari yang kita lakukan.









                                                                                                                                           


DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, soekidjo, ilmu kesehatan masyarakat (prinsip-prinsip dasar), PT. Rineka Cipta, Jakarta:2003