PROPOSAL
KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH
KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA
Disusun oleh :
RIFKI HIDAYAT
AKADEMI
KEPERAWATAN AL HIKMAH 02
BENDA SIRAMPOG BREBES
2014
LAPORAN
KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
DI
SEKOLAH SMK DIPONEGORO
Disusun oleh
1. ASYUNIZIAH 013.004
2. M. CHAERUL
MUNA 013.017
3. LINA
FARIKHA 013.016
AKADEMI
KEPERAWATAN AL HIKMAH 02
BENDA SIRAMPOG BREBES
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan
reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan Perhatian terutama
dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, Perubahan, munculnya
berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resiko resiko kesehatan
reproduksi. Sekitar 50 juta orang (20%) populasi Indonesia adalah remaja (usia
10 - 19 tahun). Dari jumlah tersebut tentunya akan banyak permasalahan yang
dihadapi. Beberapa masalah remaja antara lain kehamilan yang tidak
diinginkan (33,79%) remaja siap, untuk melakukan aborsi (PKBI, 2005). Pada
penelitian lain didapatkan, dari 2,4 juta aborsi 21% (700 – 800 ribu) dilakukan
oleh remaja (BBKBN-LDFEUI, 2000). Sedangkan PMS pada remaja 4,18%, HIV/AIDS
50%, terjadi pada umur 15 – 29 tahun (Jabar, 2001). Masa remaja merupakan masa
peralihan (transisi) dari anak-anak ke masa dewasa. Pada masa transisi, remaja
sering menghadapi permasalahan yang sangat kompleks dan sulit ditanggulangi
sendiri. Tiga risiko yang sering dihadapi oleh remaja (TRIAD KRR) yaitu
risiko-risiko yang berkaitan dengan seksualitas (kehamilan tidak diinginkan,
aborsi dan terinfeksi Penyakit Menular Seksual), penyalahgunaan NAPZA, dan
HIV/AIDS. Masa transisi kehidupan remaja dibagi menjadi lima tahapan (Youth
Five Life Transitions), yaitu melanjutkan sekolah (continue learning),
mencari pekerjaan (start working), memulai kehidupan berkeluarga (form
families), menjadi anggota masyarakat (exercice citizenship), dan
mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life). Remaja yang
berhasil mempraktekkan hidup sehat, diyakini akan menjadi penentu keberhasilan
pada empat bidang kehidupan lainnya. Dengan kata lain apabila remaja gagal
berperilaku sehat, maka kemungkinan besar remaja tersebut juga akan gagal pada
empat bidang kehidupan lainnya. Dalam rangka promosi kesehatan menumbuh kembangkan perilaku hidup sehat bagi
remaja, maka perlu kepedulian dalam bentuk pelayanan dan penyediaan
informasi yang benar serta kesepahaman bersama akan pentingnya kesehatan
reproduksi remaja sehingga dapat membantu mereka dalam menentukan pilihan masa
depannya. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), menurut
DITREM-BKKBN adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem reproduksi
(fungsi, komponen dan proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik,
mental, emosional dan spiritual.
B.
TUJUAN
KEGIATAN
1. Memenuhi
tugas kelompok mata kuliah promosi kesehatan.
2. Siswa
mendapatkan pengetahuan tentang
pentingnya kesehatan reproduksi remaja.
3. Siswa
mengetahui dampak buruk dari tidak menjaganya kesehatan reproduksi remaja .
4. Memberi
arahan positif kepada siswa tentang kesehatan reproduksi remaja
5. Mencegah
pengetahuan yang di salah artikan oleh
siswa tentang kesehatan reproduksi remaja.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. PENGERTIAN
Kesehatan
reproduksi adalah keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental dan
sosial dan bukan semata mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Sedangkan
kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadan fisik, mental dan sosial
yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi fungsi serta prosesnya.
Pengertian
kesehatan reproduksi ini mencakup tentang hal – hal sebagian berikutnya : 1. Hak
seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan
serta mempunyai kapasita untuk bereproduksi.
2.
kebebasan untuk memutuskan bilamana atau
seberapa banyak melakukannya.
3.
hak dari laki – laki dan perempuan untuk memeperoleh informasi serta memperoleh
aksebilitasi yang aman, efektif,
terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural.
4.
hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai sehingga
perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.
kesehatan
reproduksi yaitu mencakup kondisi dimana wanita dan pria dapat melakukan
hubungan seks secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan
bila kehamilan diinginkan, wanita dimungkinkan menjalankan kehamilan dengan
aman, melahirkan anak yang sehat serta didalam kondisi siap merawat anak yang
dilahirkan. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian
sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan
namun juga sehat secara mental serta sosial kultur (BKKBN, 2001 )
B. KLASIFIKASI
Hal yang
berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu pubertas yang
mempunyai arti awal masa remaja. Pada
masa pubertas terjadi perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk
melanjutkan keturunan (reproduksi). Ada uang menyebut pubertas sebagai saat
pematangan seksual. Perubahan ini disertai perubahanmental dan akan
mempengaruhi perilakumu. Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu
berbeda-beda, karena setiap orang memiliki perbedaan saat kematangan sekseual.
Biasanya perempan mengalami pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun,
sedangkan laki-laki pada usia 13-15 tahun. Di Indonesia, batasan remaja
mendekati batasan PBB tentang pemuda kurun usia 14-24 tahun
yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk 2010. Menurut sensus ini, jumlah remaja
Indonesia adalah 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk Indonesia.
Pedoman umum masyarakat Indonesia untuk menentukan batasan usia remaja yaitu 11
– 24 tahun dan belum menikah.
Adapun J.J.
Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut perkembangan perasaannya,
yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:
1. Umur 0-4 atau
5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).
2. Umur 5 –12
tahun: masa bandel (savage stage).
3. Umur 12 –15
tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran diri
(self consciousness).
4. Umur 15-20
tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan merupakan
puncak perkembangan emosi.
C. Perkembangan
Fisik pada Remaja
Pada masa remaja seseorang mengalami
pertumbuhan fisik yang lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini
nampak pada organ seksualnya, dimana biologik sampai pada kesiapan untuk
melanjutkan keturunan. Ciri sekunder individu dewasa adalah pada pria
tampak tumbuh kumis, jenggot dan rembut sekitar alat kelamin dan ketiak. Rambut
yang tumbuh relatif lebih kasar. Suara menjadi lebih besar, dada melebar dan
berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar. Dan pada wanita tampak
rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan panggul
mulai membesar, dan kulit relatif lebih halus.
Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke
arah pematangan yaitu:
1.
Pada pria, sejak usia ini testis
akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam skrotum. Kelenjar prostat
menghasilkan cairan semen, dan penis dapat digunakan untuk bersenggama dalam
perkawinan. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali
ejakulasi dan mengalami mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya
secara alamiah.
2.
Pada wanita, kedua indung telur (ovarium)
akan menghasilkan sel telur (ovum). Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus
(rahim) untuk menerima hasil konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma,
juga mempersiapkan vagina sebagai penerima penis saat senggama. Sejak saat ini
wanita akan mengalami ovulasi dan menstruasi. Pada masa menjelang
menstruasi pertama (menarch) remaja putri sangatlah sensitif. Mereka juga seringkali
mengalami masa prementruasi syndrome (PMS) yang sangat berat.
Ovulasi
adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi, maka
ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah
keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya endometrium
sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi.
D.
Perkembangan Psikosial pada Remaja
Kesadaran akan bentuk
fisik yang bukan lagi anak-akan menjadikan remaja sadar meninggalkan tingkah
laku anak anaknya dan mengikuti norma serta aturan yang berlaku. Menurut
Havigrust aspek psikologis yang menyertainya yaitu:
1.
Menerima
kenyataan (realitas) jasmani
2.
Mencapai
hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya.
3.
Menjalankan
peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan dengan norma.
4.
Mencapai kebebasan emosional (tidak
tergantung) pada orang tua atau orang dewasa lain.
5.
Mengembangkan kecakapan intelektual
serta konsep untuk bermasyarakat.
6.
Memilih dan mempersiapkan diri untuk
suatu pekerjaan atau jabatan.
7.
Mencapai
kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah sendiri
.
E.
Masalah
Kesehatan Reproduksi Remaja
1.
Hamil yang
Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
Kehamilan
yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan salah satu akibat dari kurangnya
pengetahuan remajamengenai perilaku seksual remaja. Faktor lain penyebab
semakin banyaknya terjadi kasus kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted
pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak
akan terjadi apabila melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada
hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh
perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks dilakukan sebelum atau
sesudah menstruasi, atau hubungan seks dilakukan dengan menggunakan teknik
coitus interuptus (senggama terputus) (Notoadmodjo, 2007). Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat responden yang mengatakan untuk
menghindari kehamilan maka hubungan seks dilakukan di antara dua waktu
menstruasi. Informasi itu melakukan hubungan seks diantara dua menstruasi ini
tentu saja bertentangan dengan kenyataan bahwa sebenarnya masa anatara dua
siklus menstruasi merupakan masa subur bagi seorang wanita (Notoatmodjo, 2007).
Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa remaja pada dua
pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan dalam usia remaja
(early childbearing) atau menggugurkan kandungan merupakan pilihan yang harus
remaja itu jalani. Banyak remaja putri yang mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan (unwanted pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya. Menurut Affandi
(1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari keputusan untuk melanjutkan
kehamilan adalah melahirkan anak yang dikandungnya dalam usia yang relatif
muda. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor resiko
kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Kematian ibu yang hamil dan
melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali dari kematian
ibu yang hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut kesehatan
obstetri, hamil pada usia remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu
dan bayi antara lain yaitu terjadi perdarahan pada trimester pertama dan
ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus, partus prematurus, kematian
perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan tindakan operatif obstetri
(Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).
.
2.
Aborsi
Aborsi
(pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran kandungan
adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus provokatus).
Abortus provocatus yaitu kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara
sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti
karena faktor-faktor alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2006). Data yang
tersedia dari 1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh wanita yang tidak
menikah, termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan aborsi yang tidak
aman (unsafe abortion). Aborsi tidak aman (unsafe abortion) merupakan salah satu
faktor menyebabkan kematian ibu.
Menurut
Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada dua macam yaitu
pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan (terminasi)
yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat dipertimbangkan, dapat
dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum. Kedua, abortus provocatus
criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang
melanggar kode etik kedokteran, melanggar hukum agama, haram menurut syariat
Islam dan melanggar Undang-Undang (kriminal).
3.
Penyakit
Menular Seksual (PMS)
Menurut
Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu penyakit yang
mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku seksual yang
tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit anak muda atau
remaja, karena remaja atau anak muda adalah kelompok terbanyak yang menderita
penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan kelompok umur yang lain. PMS adalah
golongan penyakit yang terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih,
2004) Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya
kebiasaan bergani-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja
semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis,
Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak
hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga orogenital menyebabkan
penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi juga pada
daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007). Faktor-faktor yang
mempengaruhi meningkatnya resiko penularan penyakit menular seksual (PMS) pada
remaja adalah faktor biologi, faktor psikologis dan perkembangan kognitif,
perilaku seksual, faktor legal dan etika dan pelayanan kesehatan khusus remaja.
4.
HIV/AIDS
(Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immunodeficiency Syndrome)
AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala
penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan
merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus “HIV” (Tuti Parwati, 1996)
cit (Notoatmodjo, 2007). HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus
RNA tunggal yang menyebabkan AIDS (Limantara, dkk, 2004) cit (Soetjiningsih,
2004). Menurut Limantara (2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor yang beresiko
menyebabkan HIV pada remaja adalah perubahan fisiologis, aktifitas sosial,
infeksi menular seksual, prilaku penggunaan obat terlarang dan anak jalanan dan
remaja yang lari dari rumah. Perubahan fisiologis yang dapat menjadi resiko
penyebab infeksi dan perjalanan alamiah HIV meliputi perbedaan perkembangan
sistem imun yang berhubungan dengan jumlah limfosit dan makrofag pada stadium
pubertas yang berbeda dan perubahan pada sistem reproduksi. Aktifitas seksual
tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang paling banyak pada remaja.
Hubungan seksual dengan banyak pasangan juga meningkatkan resiko kontak dengan
virus HIV. Ada tiga tipe hubungan seksual yang berhubungan dengan transmisi HIV
yaitu vaginal, oral, dan anal.
F.
Jenis-jenis penyakit yang menyerang Reproduksi Remaja
Jenis-jenis penyakit yang menyerang
reproduksi remaja antara lain:
1. Gonorrhea
(GO)
Penyakit yang disebabkan bakteri
Neisseeria gonnorreheae, masa inkubasi atau masa tunasnya 2-10 hari sesudah
kuman masuk ke tuuh melalui hubungan seks.
2. Sifilis
(Raja Singa)
Penyakit yang disebabkan kuman
treponema Pallidum. Masa inkubasinya atau masa tunasnya 2-6 minggu,
kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan
seks. Setelah itu beberapa tahun dapat berlalu tanpa gejala.
3. Herpes
Genitalis
Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan
masa inkubasi atau masa tunasnya 4-7 hari sesudah masuk ke tubuh melalui
hubungan seks.
4.
Trikomoniasis Vaginalis
Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis.
Pada umumnya dikeluarkan melalui hubungan seks.
5. Charcroid
Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus ducrey, dan
dikeluarkan melalui hubungan seksual.
6.
Klamida
Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.
7.
Kondiloma akuminata Genital Warts
(HPV)
Penyebabnya adalah virus Human Paipilloma.
G. Cara
menanggulangi penyakit PMS/HIV yang penyerang system reproduksi
1.
Hindari perbuatan-perbuatan yang
beresiko untuk kehidupanmu kelak.
2.
Tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah.
3.
Berani menolak ajakan yang beresiko
tertular PMS atau HIV/AIDS.
4.
Pilih teman yang berakhlak baik.
5.
Bagi remaja yang sudah menikah harus
saling setia. Artinya tidak melakukan
hubungan seksual dengan orang lain.
6.
Gunakannlah masa remajamu untuk
hal-hal yang bermanfaat.
H. Penanganan yang Dilakukan Untuk
Mencegah Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah
kesehatan reproduksi remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi
keluarga, kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja.
Institusi keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan
informasi tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap
dan prilaku kepada remaja.
Peer group
diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang diharapkan dapat membahas
dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Institusi sekolah dan
tempat kerja merupakan jalur yang sangat potensial untuk melatih peer group
ini, karena institusi sekolah dan tempat kerja ini sangat mempengaruhi
kehidupan dan pergaulan remaja.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan reproduksi remaja adalah
keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang
berkaitan dengan fungsi peran dan sistem reproduksi haruslah tetap di jaga
dengan merawat organ atau alat reproduksi. Alat reproduksi akan mengalami
pematangan pada masa pubertas yang di tandai dengan gejala gejala klinis baik
pada laki –laki maupun perempuan. Kurangnya pemahaman tentang seks akan
menimbulkan kegiatan seks pranikah atau seks bebas. Konsekuensi dari pranikah
atau seks bebas adalah adanya rasa bersalah, punya perasaan cemas, terinfeksi
penyakit menular seksual, tidak siap berumah tangga , tanggung jawab besar
untuk berkeluarga , terburu buru, kehamilan yang tidak di inginkan dan aborsi.
B. SARAN
Jadilah remaja yang bertanggung jawab dan sehat
dengan menikmati masa remaja dengan kegiatan positif, jauhi narkoba, hindari
free-sex, menggapai cita citamu setinggi langit .
LAMPIRAN
A.
NAMA DAN TEMA
KEGIATAN
Nama
Kegiatan : Promosi Kesehatan ( PROMKES )
Tema
kegiatan : Kesehatan Reproduksi Remaja
B.
JENIS KEGIATAN
Promosi
kesehatan ini dilakukan sebagai penyuluhan kepada siswa – siswi SMK
DIPONEGORO agar siswa siswi tersebut
mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi dan dampak buruk dengan kesehatan
reproduksi yang kurang bersih.
C.
METODE YANG DI
GUNAKAN
Dalam
promosi kesehatan ini menggunakan metode
seminar dengan di awali penyajian materi oleh mahasiswa AKPER AL –HIKMAH
02 BREBES kepada siswa – siswi SMK DIPONEGORO dan di lakukan dengan sesi tanya
jawab.
D.
TARGET
Target
yang ingin di capai dalam Promosi kesehatan di harapkan setelah
dilaksanakan acara ini Siswa – siswi
dapat mengetahui tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi yang akan
berdampak pada diri sendiri dan orang lain
E.
PESERTA
Peserta
utama dari promosi kesehatan ini yaitu siswa – siswi SMK DIPONEGORO
F.
WAKTU DAN TEMPAT
PELAKSANAAN
Tempat
: SMK DIPONEGORO
Hari
/ Tanggal : Disesuaikan
Waktu
: Disesuaikan
G.
SUSUNAN PANITIA
Ketua
: M. Chaerul muna
Sekertaris
: Asyuniziah
Bendahara
: Lina farikha
Anggota
: Siswa SMK Diponegoro.