Saturday 13 December 2014

REPRODUKSI








PROPOSAL KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA




 









Disusun oleh :
RIFKI HIDAYAT




                                 AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 02
                                                 BENDA SIRAMPOG BREBES
                     2014


LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
DI SEKOLAH SMK DIPONEGORO



 









Disusun oleh
1.      ASYUNIZIAH                  013.004
2.      M. CHAERUL MUNA     013.017
3.      LINA FARIKHA              013.016





                                 AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 02
                                                 BENDA SIRAMPOG BREBES
                     2014




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan Perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, Perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Sekitar 50 juta orang (20%) populasi Indonesia adalah remaja (usia 10 - 19 tahun). Dari jumlah tersebut tentunya akan banyak permasalahan yang dihadapi. Beberapa masalah  remaja antara lain kehamilan yang tidak diinginkan (33,79%) remaja siap, untuk melakukan aborsi (PKBI, 2005). Pada penelitian lain didapatkan, dari 2,4 juta aborsi 21% (700 – 800 ribu) dilakukan oleh remaja (BBKBN-LDFEUI, 2000). Sedangkan PMS pada remaja 4,18%, HIV/AIDS 50%, terjadi pada umur 15 – 29 tahun (Jabar, 2001). Masa remaja merupakan masa peralihan (transisi) dari anak-anak ke masa dewasa. Pada masa transisi, remaja sering menghadapi permasalahan yang sangat kompleks dan sulit ditanggulangi sendiri. Tiga risiko yang sering dihadapi oleh remaja (TRIAD KRR) yaitu risiko-risiko yang berkaitan dengan seksualitas (kehamilan tidak diinginkan, aborsi dan terinfeksi Penyakit Menular Seksual), penyalahgunaan NAPZA, dan  HIV/AIDS. Masa transisi kehidupan remaja dibagi menjadi lima tahapan (Youth Five Life Transitions), yaitu melanjutkan sekolah (continue learning), mencari pekerjaan (start working), memulai kehidupan berkeluarga (form families), menjadi anggota masyarakat (exercice citizenship), dan mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).  Remaja yang berhasil mempraktekkan hidup sehat, diyakini akan menjadi penentu keberhasilan pada empat bidang kehidupan lainnya. Dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat, maka kemungkinan besar remaja tersebut juga akan gagal pada empat bidang kehidupan lainnya.  Dalam rangka promosi kesehatan  menumbuh kembangkan perilaku hidup sehat bagi remaja, maka perlu kepedulian dalam bentuk pelayanan dan penyediaan  informasi yang benar serta kesepahaman bersama akan pentingnya kesehatan reproduksi remaja sehingga dapat membantu mereka dalam menentukan pilihan masa depannya. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), menurut DITREM-BKKBN  adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponen dan proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan spiritual.

B.     TUJUAN KEGIATAN
1.      Memenuhi tugas kelompok mata kuliah promosi kesehatan.
2.      Siswa mendapatkan pengetahuan  tentang pentingnya kesehatan reproduksi remaja.
3.      Siswa mengetahui dampak buruk dari tidak menjaganya kesehatan reproduksi remaja .
4.      Memberi arahan positif kepada siswa tentang kesehatan reproduksi remaja
5.      Mencegah pengetahuan  yang di salah artikan oleh siswa tentang kesehatan reproduksi remaja.
























BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    PENGERTIAN
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial dan bukan semata mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi fungsi serta prosesnya.
Pengertian kesehatan reproduksi ini mencakup tentang hal – hal sebagian berikutnya : 1. Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta mempunyai kapasita untuk bereproduksi.
2. kebebasan untuk  memutuskan bilamana atau seberapa banyak melakukannya.
3. hak dari laki – laki dan perempuan untuk memeperoleh informasi serta memperoleh aksebilitasi yang aman, efektif,  terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural.
4. hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.
kesehatan reproduksi yaitu mencakup kondisi dimana wanita dan pria dapat melakukan hubungan seks secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan, wanita dimungkinkan menjalankan kehamilan dengan aman, melahirkan anak yang sehat serta didalam kondisi siap merawat anak yang dilahirkan. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultur (BKKBN, 2001 )








B.     KLASIFIKASI
Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan keturunan (reproduksi). Ada uang menyebut pubertas sebagai saat pematangan seksual. Perubahan ini disertai perubahanmental dan akan mempengaruhi perilakumu. Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena setiap orang memiliki perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya perempan mengalami pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15 tahun. Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan  PBB tentang pemuda kurun usia   14-24 tahun yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk 2010. Menurut sensus ini, jumlah remaja Indonesia adalah 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk Indonesia. Pedoman umum masyarakat Indonesia untuk menentukan batasan usia remaja yaitu 11 – 24 tahun dan belum menikah. 
Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut perkembangan perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:
1. Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).
2. Umur 5 –12 tahun: masa bandel (savage stage).
3. Umur 12 –15 tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran diri  (self consciousness).
4. Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan merupakan puncak perkembangan emosi. 
C.     Perkembangan Fisik pada Remaja
Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ seksualnya, dimana biologik sampai pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan. Ciri  sekunder individu dewasa adalah pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot dan rembut sekitar alat kelamin dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar. Suara menjadi lebih besar, dada melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar. Dan pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih halus.



Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan yaitu:
1.       Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan penis dapat digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan mengalami mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya secara alamiah.
2.       Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk menerima hasil konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan vagina sebagai penerima penis saat senggama. Sejak saat ini wanita akan mengalami ovulasi dan menstruasi. Pada masa menjelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri sangatlah sensitif. Mereka juga seringkali mengalami masa prementruasi syndrome (PMS) yang sangat berat.
Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi, maka ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya endometrium sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi.
D.    Perkembangan Psikosial pada Remaja
Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-akan menjadikan remaja sadar meninggalkan tingkah laku anak anaknya dan mengikuti norma serta aturan yang berlaku. Menurut Havigrust aspek psikologis yang menyertainya yaitu:
1.      Menerima kenyataan (realitas) jasmani
2.      Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya.
3.      Menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan dengan norma.
4.      Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau orang dewasa lain.
5.      Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat.
6.      Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan  atau jabatan.
7.      Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah sendiri



.
E.     Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
1.      Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai perilaku seksual remaja. Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi kasus kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan terjadi apabila melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks dilakukan dengan menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus) (Notoadmodjo, 2007). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat responden yang mengatakan untuk menghindari kehamilan maka hubungan seks dilakukan di antara dua waktu menstruasi. Informasi itu melakukan hubungan seks diantara dua menstruasi ini tentu saja bertentangan dengan kenyataan bahwa sebenarnya masa anatara dua siklus menstruasi merupakan masa subur bagi seorang wanita (Notoatmodjo, 2007). Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa remaja pada dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan dalam usia remaja (early childbearing) atau menggugurkan kandungan merupakan pilihan yang harus remaja itu jalani. Banyak remaja putri yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya. Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari keputusan untuk melanjutkan kehamilan adalah melahirkan anak yang dikandungnya dalam usia yang relatif muda. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor resiko kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali dari kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain yaitu terjadi perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus, partus prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan tindakan operatif obstetri (Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).


.
2.      Aborsi
Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti karena faktor-faktor alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2006). Data yang tersedia dari 1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh wanita yang tidak menikah, termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan aborsi yang tidak aman (unsafe abortion). Aborsi tidak aman (unsafe abortion) merupakan salah satu faktor menyebabkan kematian ibu.
Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada dua macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan (terminasi) yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum. Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang melanggar kode etik kedokteran, melanggar hukum agama, haram menurut syariat Islam dan melanggar Undang-Undang (kriminal).
3.      Penyakit Menular Seksual (PMS)
Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda adalah kelompok terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan kelompok umur yang lain. PMS adalah golongan penyakit yang terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004) Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan penyakit menular seksual (PMS) pada remaja adalah faktor biologi, faktor psikologis dan perkembangan kognitif, perilaku seksual, faktor legal dan etika dan pelayanan kesehatan khusus remaja.
4.      HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immunodeficiency Syndrome)
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus “HIV” (Tuti Parwati, 1996) cit (Notoatmodjo, 2007). HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus RNA tunggal yang menyebabkan AIDS (Limantara, dkk, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004). Menurut Limantara (2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor yang beresiko menyebabkan HIV pada remaja adalah perubahan fisiologis, aktifitas sosial, infeksi menular seksual, prilaku penggunaan obat terlarang dan anak jalanan dan remaja yang lari dari rumah. Perubahan fisiologis yang dapat menjadi resiko penyebab infeksi dan perjalanan alamiah HIV meliputi perbedaan perkembangan sistem imun yang berhubungan dengan jumlah limfosit dan makrofag pada stadium pubertas yang berbeda dan perubahan pada sistem reproduksi. Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang paling banyak pada remaja. Hubungan seksual dengan banyak pasangan juga meningkatkan resiko kontak dengan virus HIV. Ada tiga tipe hubungan seksual yang berhubungan dengan transmisi HIV yaitu vaginal, oral, dan anal.
F.        Jenis-jenis penyakit yang menyerang Reproduksi Remaja
Jenis-jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain:
1. Gonorrhea (GO)
Penyakit yang disebabkan bakteri Neisseeria gonnorreheae, masa inkubasi atau masa tunasnya 2-10 hari sesudah kuman masuk ke tuuh melalui hubungan seks.
2. Sifilis (Raja Singa)
Penyakit yang disebabkan kuman treponema Pallidum. Masa inkubasinya atau masa tunasnya 2-6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks. Setelah itu beberapa tahun dapat berlalu tanpa gejala.
3.      Herpes Genitalis
Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan masa inkubasi atau masa tunasnya 4-7 hari sesudah masuk ke tubuh melalui hubungan seks.

4.       Trikomoniasis Vaginalis
Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis. Pada umumnya dikeluarkan melalui hubungan seks.
5.        Charcroid
Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus ducrey, dan dikeluarkan melalui hubungan seksual.
6.       Klamida
Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.
7.       Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV)
Penyebabnya adalah virus Human Paipilloma.
G. Cara menanggulangi penyakit PMS/HIV yang penyerang system reproduksi
1.      Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupanmu kelak.
2.      Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
3.      Berani menolak ajakan yang beresiko tertular PMS atau HIV/AIDS.
4.      Pilih teman yang berakhlak baik.
5.      Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia. Artinya tidak melakukan   hubungan seksual dengan orang lain.
6.      Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat.
H.    Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga, kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan prilaku kepada remaja.
Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang diharapkan dapat membahas dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang sangat potensial untuk melatih peer group ini, karena institusi sekolah dan tempat kerja ini sangat mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja.




BAB III
          PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Kesehatan reproduksi remaja adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi peran dan sistem reproduksi haruslah tetap di jaga dengan merawat organ atau alat reproduksi. Alat reproduksi akan mengalami pematangan pada masa pubertas yang di tandai dengan gejala gejala klinis baik pada laki –laki maupun perempuan. Kurangnya pemahaman tentang seks akan menimbulkan kegiatan seks pranikah atau seks bebas. Konsekuensi dari pranikah atau seks bebas adalah adanya rasa bersalah, punya perasaan cemas, terinfeksi penyakit menular seksual, tidak siap berumah tangga , tanggung jawab besar untuk berkeluarga , terburu buru, kehamilan yang tidak di inginkan dan aborsi.
B.     SARAN
Jadilah remaja yang bertanggung jawab dan sehat dengan menikmati masa remaja dengan kegiatan positif, jauhi narkoba, hindari free-sex, menggapai cita citamu setinggi langit .











           



                                                                                                  
                  
LAMPIRAN

































A.    NAMA DAN TEMA KEGIATAN
Nama Kegiatan : Promosi Kesehatan ( PROMKES )
Tema kegiatan : Kesehatan Reproduksi Remaja
B.     JENIS KEGIATAN
Promosi kesehatan ini dilakukan sebagai penyuluhan kepada siswa – siswi SMK DIPONEGORO  agar siswa siswi tersebut mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi dan dampak buruk dengan kesehatan reproduksi yang kurang bersih.
C.     METODE YANG DI GUNAKAN
Dalam promosi kesehatan ini menggunakan metode  seminar dengan di awali penyajian materi oleh mahasiswa AKPER AL –HIKMAH 02 BREBES kepada siswa – siswi SMK DIPONEGORO dan di lakukan dengan sesi tanya jawab.
D.    TARGET
Target yang ingin di capai dalam Promosi kesehatan di harapkan setelah dilaksanakan  acara ini Siswa – siswi dapat mengetahui tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi yang akan berdampak pada diri sendiri dan orang lain
E.     PESERTA
Peserta utama dari promosi kesehatan ini yaitu siswa – siswi SMK DIPONEGORO
F.      WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Tempat : SMK DIPONEGORO
Hari / Tanggal : Disesuaikan
Waktu : Disesuaikan
G.    SUSUNAN PANITIA
Ketua : M. Chaerul muna
Sekertaris : Asyuniziah
Bendahara : Lina farikha
Anggota : Siswa SMK Diponegoro.