MATA
Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata
memiliki
kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian.
Keduanya merupakan
sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan
manusia, dan tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Ketika seseorang memiliki niat untuk melakukan sesuatu yang muncul
dari dalam hati,
maka dia memerlukan mata sebagai penuntunnya. Untuk melihat,
mengamati, dan
kemudian otak ikut bekerja untuk mengambil keputusan.
Bila seseorang memiliki niat untuk melakukan amal yang baik, maka
mata menuntunnya
kearah yang baik pula. Dan bila seseorang berniat melakukan suatu
perbuatan yang tidak
baik, maka mata akan menuntunnya kearah yang tidak baik pula.
Sebaliknya bisa pula terjadi, ketika mata melihat sesuatu yang
menarik, lalu melahirkan
niatan untuk memperoleh kenikmatan dari hal yang dilihatnya, maka
hati akan mendorong
mata untuk menjelajah lebih jauh lagi, agar dia memperoleh
kepuasan dalam
memandangnya. Sehingga Allah SWT memberikan kepada kita semua
rambu-rambu yang
sangat antisipatif, yaitu perintah untuk menundukkan pandangan:
"Katakanlah kepada
orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya,
dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya." (QS. An Nuur:
30-31)
Demikianlah hal yang terjadi, sehingga ketika manusia terpuruk
dalam kesesatan, maka
terjadilah dialog antara mata dan hati, seperti yang dituturkan
oleh seorang ulama besar
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dalam bukunya "Taman Orang-orang
Jatuh Cinta dan
Memendam Rindu".
Hati berkata kepada Mata
Kaulah yang telah menyeretku kepada kebinasaan dan mengakibatkan
penyesalan
karena aku mengikutimu beberapa saat saja. Kau lemparkan kerlingan
matamu ke taman
itu, kau mencari kesembuhan dari kebun yang tidak sehat, kau
salahi firman Allah,
"Hendaklah mereka menahan pandangannya", kau salahi
sabda Rasulullah Saw,
"Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam
panah Iblis.
Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah Azza wa
Jalla, maka Allah akan
memberi balasan iman kepadanya, yang akan didapati kelezatannya di
dalam hatinya".
(H.R. Ahmad)
Abu Hurairah Ra. Berkata, "Hati adalah raja dan seluruh
anggota tubuh adalah
pasukannya. Jika rajanya baik, maka baik pula pasukannya. Jika
raja buruk, buruk pula
pasukannya". Jika engkau dianugerahi pandangan, tentu engkau
tahu bahwa rusaknya
para pengikutmu adalah karena kerusakan dirimu, dan kebaikan
mereka adalah karena
kebaikanmu. Jika engkau rusak, rusak pula para pengikutmu. Lalu
engkau lemparkan
kesalahanmu kepada mata yang tak berdaya. Sumber bencana yang
menimpamu adalah
karena engkau tidak memiliki cinta kepada Allah, tidak menyukai
dzikir kepada-Nya, tidak
menyukai firman, ‘asma dan sifat-sifat-Nya. Engkau beralih kepada
yang lain dan
berpaling dari-Nya. Engkau berganti mencintai selain-Nya.
Demikianlah, mata dan hati, sepasang sekutu yang sangat serasi.
Bila mata digunakan
dengan baik, dan hati dikendalikan dengan keimanan kepada Allah
SWT, maka kerusakan
dan kemungkaran dimuka bumi ini tak akan terjadi. Namun bila yang
terjadi adalah
sebaliknya, maka kerusakan dan bala bencanalah yang senantiasa
menyapa kita.
Robb, bimbinglah kami, agar Ramadhan kali ini kami mampu mengendalikan
hati kami
dengan keimanan kepada-Mu, mengutamakan cinta kepada-Mu, dan tidak
pernah
berpaling dari-Mu.
Allaahumma ‘aafinii fii badanii, Allaahumma ‘aafiniifii sam’ii,
Allaahumma ‘aafinii fii
bashorii. Aamiin.
Ya Allah, sehatkanlah badanku, sehatkanlah pendengaranku,
sehatkanlah penglihatanku.
QH_ReeF
No comments:
Post a Comment